Membaca; Kebutuhan atau Keharusan?

       Mari kita kembali mengingat kepada surat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berikut:

 al-alaq ayat 1-5
  Terjemahanya dan tafsiranya :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (ayat 1).
Dari suku kata pertama saja yaitu “bacalah”, telah terbuka kepentingan pertama dalam perkembangan agama ini selanjutnya. Nabi Muhammad disuruh untuk membaca wahyu yang akan diturunkan kepada beliau atas nama Allah, Tuhan yang telah menciptakan.

“Menciptakan manusia dari segumpal darah” (ayat 2).
Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah. Yaitu segumpal air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani si perempuan yang setelah 40 hari lamanya, air itu akan menjelma menjadi segumpal darah dan dari segumpal darah itu kelak setelah 40 hari akan menjadi segumpal daging.

“Bacalah, dan Tuhanmu itu adalah Maha mulia” (ayat 3).
Setelah pada ayat pertama beliau menyuruh membaca dengan nama Allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, diteruskan lagi menyuruh membaca diatas nama Tuhan. Sedang nama Tuhan yang selalu akan diambil jadi sandaran hidup itu ialah Allah yang maha mulia, maha dermawan, maha kasih dan sayang kepada mahluknya.

“Dia yang mengajarkan dengan kalam” (ayat 4).
Itulah istimewanya Tuhan itu lagi. Itulah kemulianya yang tertinggi. Yaitu diajarkanya kepada manusia berbagai ilmu, dibukanya berbagai rahasia, diserahkanya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah yaitu dengan qalam. Dengan pena disamping lidah untuk membaca, Tuhan pun mentaksirkan pula bahwa dengan pena ilmu dapat dicatat. Pena itu kaku dan beku serta tidak hidup namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahami oleh manusia.

“Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu” (Ayat 5).
Terlebih dahulu Allah Ta’ala mengajar manusia mempergunakan qalam. Sesudah dia pandai mempergunakan qalam itu banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga dapat pula dicatat ilmu yang baru didapatnya itu dengan qalam yang sudah ada dalam tanganya.

Sederhananya, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan kaumnya untuk senantiasa “membaca”, agar seluruh ilmu pengetahuan yang terdapat di seluruh semesta ini bisa dipelajari dan diserap sehingga manusia dapat bertahan hidup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa membaca itu adalah sebuah kebutuhan umat manusia (tanpa memandang latar belakangnya) untuk dapat bertahan hidup di dunia ini (selain makan dan minum).

Comments