Semenjak akhir semester tahun
2017, tepatnya akhir Agustus (setau saya) kata “Kids Jaman Now”, gelar tersebut
diberikan untuk anak-anak yang lahir pada tahun 2000’an lebih. Salah satu
cirinya yaitu anak-anak jaman tersebut sudah jarang sekali keluar rumah, karena
mereka cenderung “berteman” dengan gadget, seperti ponsel, tablet, ataupun
action camera; Pokonya berhubungan dengan elektronik, gadget yang mereka
gunakan sudah seperti kebutuhan primer. Parahnya dari kegiatan tersebut, yaitu
ketika teman sebayanya mengajak ngobrol, mereka malah lebih asyik bermain game
di ponsel mereka atau ber chatting ria
dengan grup chat atau temannya di dunia maya.
Ilustrasi |
Untuk dunia percintaan, “Kids
Jaman Now” mungkin “skill” mereka
lebih jago dibandingkan anak-anak tahun 90’ an, kok bisa ya? Ada beberapa
faktor yang menyebabkan hal tersebut, beberapa diantaranya yaitu dari dunia
internet dan yang paling mempengaruhi yaitu tontonan di televisi. Pada jaman
sekarang, tidak sedikit sinetron atau film yang lebih menunjukkan sisi percintaannya
dibandingkan arti sebuah persahabatan. Buruknya dari hal tersebut salah satunya
(menurut saya) yaitu bisa merebaknya pernikahan dini yang mungkin bisa terjadi
5 atau 7 tahun mendatang (dari postingan ini dibuat). Mengapa saya berani
berspekulasi dengan hal tersebut? Tentu saja, jaman dulu generasi 90’ an untuk
berpacaran pasti mereka sembunyi-sembunyi (backstreet)
dari orang tuanya, sedangkan hari ini mungkin apabila seseorang (entah pria
ataupun wanita) jika mereka tidak memiliki pasangan, orang tua mereka merasa
malu; hal tersebut diakibatkan orang tua anak tersebut banyak menonton
film/sinetron tentang percintaan yang mudah sekali di temukan di
televisi-televisi swasta, apalagi di internet, seperti di YouTube mungkin
banyak sekali tontonan yang lebih parah lagi dari sinetron/film-film jaman
sekarang.
Ilustrasi |
Dengan pemikiran orang tua yang
seperti itu, maka mengakibatkan si anak menjadi lebih galau dan cepat-cepat mencari pasangan agar tidak di anggap tidak
laku. Sehingga dari sifat tersebut dapat memunculkan sifat tidak mau lepas dari
pasangan. Paling parahnya lagi, “Kids Jaman Now” apabila galau mereka mayoritas “berkicau” di sosial media yang dapat
dilihat oleh teman, sahabat, mungkin si mantan pun melihatnya, dan berharap
bisa CLBK .
Ilustrasi |
Pesan terakhir untuk “Kids Jaman
Now”, sadarlah, bahwa cinta bukanlah satu-satunya hal yang perlu kalian
pikirkan berlebihan, biarlah cinta mengalir seperti air, percayalah ketika kalian
mengalami putus cinta, dan merelakannya, maka dengan begitu juga Tuhan akan
memberikan sesuatu yang “lebih baik” entah itu pasangan, karir, ataupun
kehidupan. Never say die untuk
bersama-sama mengharumkan bangsa Indonesia ini dengan prestasi.
Ilustrasi |
Comments
Post a Comment