Sudah menjadi rahasia umum apabila pemikirina setiap orang (khususnya yang belum menikah) meyakini bahwa jodoh sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Sejujurnya saya juga pernah mempunya pemikiran seperti itu, hingga beberapa hari (sebenarnya sudah lebih dari 5 bulan) saya meyakini akan artikel yang saya baca dari blog Visimuslim.net .
Di awal saya akan membawa anda dahulu untuk memahami 2 ayat berikut dari Al-Qur'an:
1. وَمِنْ
آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا
إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ [الروم/21]
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian
isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21).
Kemudian, ayat berikut:
2. وَاللَّهُ
جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ
أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
[النحل/72
“Allah menjadikan bagi kalian isteri-isteri dari
diri kalian dan menjadikan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu
anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka
Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)
Selama
ini tersebar pemahaman di masyarakat bahwa pasangan hidup–baik
suami mupun isteri-setiap manusia sudah ditetapkan oleh Allah SWT.
Anggapan ini antara lain disandarkan kepada dalil-dalil di atas.
Adapun tanggapan untuk ayat yang artinya “Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian
isteri-isteri dari diri kalian sendiri...". Berikut penjelasan Imam Ibn Katsir terkait ayat di atas:
يذكر
تعالى نعمه على عبيده، بأن جعل لهم من أنفسهم أزواجًا من جنسهم وشكلهم ،
ولو جعل الأزواج من نوع آخر لما حصل ائتلاف ومودة ورحمة، ولكن من رحمته خلق
من بني آدم ذكورًا وإناثا، وجعل الإناث أزواجا للذكور .
Allah
swt menyebutkan nikmat-nikmatNya atas hambaNya, bahwa Dia telah
menciptakan bagi mereka dari diri-diri mereka isteri-isteri dari jenis
dan bentuk mereka. Jika saja Dia ciptakan isteri-isteri mereka tersebut
dari jenis lain, niscaya tidak akan tercapai ketenangan, cinta, dan
kasih sayang. Akan tetapi merupakan rahmat Allah swt menciptakan
keturunan Adam (dalam bentuk) laki-laki dan perempuan, dan menjadikan
yang perempuan sebagai pasangan bagi yang laki-laki. (Tafsir Ibn Katsir, vol IV, hlm 586)
Sampai
di sini diketahui bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang disebut di atas bukan
merupakan dalil untuk bisa mengatakan bahwa urusan jodoh sudah
ditetapkan oleh Allah swt.
Memang benar, Allah SWT telah menciptakan siti Hawa dari tulang rusuk sebelah kiri nabi Adam A.S. dan allah telah menetapkannya sebagai jodoh. Namun tidak berarti setiap wanita yang datang
berikutnya juga diciptakan dari hal serupa, sehingga menganggap pasangan
atau jodoh mereka adalah laki-laki pemilik tulang rusuk yang darinya
mereka diciptakan. Penciptaan dari tulang rusuk tersebut hanya terjadi
pada siti Hawa’, berdasarkan ayat:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا [النساء/1]
“Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;
dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa- [4]: 1)
Sedangkan
manusia berikutnya -baik laki-laki maupun wanita-, diciptakan melalui
percampuran antara Adam dan Hawa’. Dengan kata lain mereka tidak lagi
diciptakan dari tanah liat dan tulang rusuk, melainkan dari air mani.
Berdasarkan:
الَّذِي أَحْسَنَ
كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ * ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ [السجدة/7، 8]
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina [air mani]?” (QS. Al-Mursalat [77]: 20)
Adapun dari hadits, tidak ditemukan yang secara sharih
menunjukkan hal tersebut. Yang ada adalah hadits-hadits yang
menyebutkan ditetapkannya empat perkara bagi janin setelah usia
kandungan melewati empat puluh hari ke-tiga, yaitu: ajal, rizqi, amal
perbuatan, dan bahagia atau sengsara di dunia. Tidak disebutkan di situ
ketetapan jodoh atau pasangannya.
Jadi masihkah kita memahami bahwa pasangan hidup kita itu sudah ditetapkan oleh Allah SWT ? Ayo sudah waktunya kita membuka mata dan memperkokoh diri dengan memperbaiki dan memperindah diri dengan menjadi muslim & muslimah yang baik, agar dapat menarik hati pasangan hidup kita.
Comments
Post a Comment